NGANJUK –Beritandika.id Rasa bangga menyelimuti keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kabupaten Nganjuk setelah salah satu siswinya, Aulia Alma’arif Nabila, sukses terpilih sebagai anggota Pasukan 45 Paskibraka Jawa Timur 2025. Aulia bertugas di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, dalam momen sakral upacara pengibaran dan penurunan bendera Merah Putih pada 17 Agustus lalu.
Pengalaman ini menjadi catatan berharga dalam hidup Nabila. Ia mengaku tak pernah menyangka bisa lolos hingga tingkat provinsi, terlebih karena dirinya bukan anggota ekstrakurikuler Paskibra, melainkan Drumband.
“Awalnya saya ragu, tapi berkat dukungan kakak kelas dan motivasi dari guru, saya berani mencoba. Ternyata bisa sampai Grahadi adalah hal yang luar biasa,” ungkapnya penuh syukur.
Seleksi dimulai sejak tingkat kabupaten. Dari sekitar 800 siswa MAN 2 Nganjuk, ada 20 siswa yang ikut mendaftar. Dari jumlah itu, hanya dua siswa yang lolos: Aulia yang mewakili Jawa Timur di Grahadi, dan satu temannya yang terpilih di tingkat kabupaten.
Proses seleksi meliputi administrasi, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), tes kesehatan, parade, Peraturan Baris Berbaris (PBB), kesamaptaan, serta penilaian kepribadian. Dari ratusan peserta di Nganjuk, hanya empat orang terbaik yang melaju ke provinsi, termasuk Aulia.
Di tingkat provinsi, persaingan semakin ketat. Dari dua pasang utusan Nganjuk, hanya Aulia dan satu rekannya yang akhirnya berhasil masuk dalam 76 anggota Paskibraka Jawa Timur.
“Seleksi ini berlangsung sejak Februari, cukup panjang, dan menjadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup saya,” katanya.
Selama lebih dari 12 hari karantina, Aulia bersama rekan-rekannya ditempa secara fisik maupun mental. Tanpa akses ponsel dan tidak bisa bertemu orang tua, mereka dituntut disiplin dan tangguh.
“Orang tua baru bisa bertemu saat pengukuhan, pengibaran, dan penurunan bendera. Itu momen sangat emosional,” ungkap Aulia.
Momen paling membanggakan adalah ketika ia bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang menyerahkan piagam penghargaan.
“Rasanya bangga sekali bisa bertemu Bu Khofifah. Orang tua saya juga bahagia, ini jadi kebanggaan bagi keluarga,” ujarnya.
Pengalaman menjadi Paskibraka semakin memotivasi Aulia untuk menatap masa depan. Ia tengah mempertimbangkan melanjutkan pendidikan ke sekolah kedinasan atau perguruan tinggi.
“Masih saya pikirkan, tapi pengalaman ini membuat saya lebih semangat meraih cita-cita,” ucapnya.
Kepala MAN 2 Nganjuk, Kasnan, memberikan apresiasi tinggi atas capaian Aulia.
“Prestasi ini membuktikan bahwa siswa MAN 2 Nganjuk mampu bersaing di tingkat provinsi. Kami sangat bangga dengan Aulia, semoga prestasi ini menjadi pemicu semangat bagi siswa lain untuk berani bermimpi besar dan bekerja keras,” tegasnya.
Sementara itu, orang tua Aulia, Dyah Sismoerti Handayani dan Muhammad Arifin, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya.
“Ini kebanggaan yang tak ternilai, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Nganjuk,” ujar mereka.
Dengan dedikasi dan semangat yang ditunjukkan, Aulia menjadi contoh nyata generasi muda yang berani melangkah, meski awalnya ragu. Keberhasilannya menjadi anggota Paskibraka tingkat provinsi membuktikan bahwa kerja keras, disiplin, dan keberanian bisa membuka jalan menuju panggung kehormatan. (SNY)
Posting Komentar
0Komentar