Nganjuk_ Beritandika.id Sejumlah warga Desa Semare, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk mengungkapkan kekecewaannya terkait pembangunan dan pengelolaan sejumlah ruko desa yang dinilai tidak transparan. Meski bangunan telah rampung, publik justru mempertanyakan kejelasan anggaran, proses pengerjaan, hingga pihak-pihak yang kini menempatinya.
Warga setempat berinisial AM mengaku curiga bahwa proyek pembangunan ruko tersebut tidak sepenuhnya terbuka kepada masyarakat. Ia menduga adanya dugaan penggelembungan anggaran, karena pekerjaan ruko dilaporkan tidak dilakukan secara harian, melainkan melalui sistem borongan ke warga.
“Saya dengar pembangunan itu diborongkan sekitar Rp12 sampai Rp16 juta. Tapi nggak pernah ada papan proyek, apalagi prasasti. Transparansi anggarannya juga nggak jelas,” ujar AM.
AM juga menyoroti bahwa selama proses pembangunan hingga penyewaan ruko tidak ada informasi publik terkait lelang terbuka atau penyewaan unit kepada pihak ketiga.
“Setahu saya tidak pernah ada kabar soal lelang ruko. Yang menempati malah orang-orang dekat kepala desa. Ada anaknya yang sekdes, mantan istrinya, bahkan Kades sendiri katanya ikut menempati ruko itu,” imbuhnya.
Tak hanya itu, warga juga mengaku belum pernah mengetahui secara resmi berapa Pendapatan Asli Desa (PAD) yang masuk dari penyewaan aset ruko tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Semare, Joko Suprianto, yang coba dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp belum memberikan jawaban. Redaksi masih berupaya mendapatkan klarifikasi resmi dari pihak pemerintah desa.
Sejumlah warga berharap agar instansi terkait seperti Inspektorat Daerah, Dinas PMD, atau bahkan Badan Pemeriksa Keuangan Desa (BPKD) dapat melakukan audit mendalam terhadap pembangunan dan pengelolaan aset desa tersebut.
“Kalau ini dibiarkan, nanti masyarakat akan semakin kehilangan kepercayaan. Apalagi menyangkut aset desa, uang rakyat, harusnya terbuka,” tegas AM.(Tim)
Posting Komentar
0Komentar